Terpanggil Menjadi Petani Organik
05.02 | Author: kampungcidamar

Saya lihat hijaunya kangkung, hijau kekuningannya selada keriting dan juga hijau menyalanya tanaman bayam, begitu sejuk dilihat, bahkan oleh seorang yang sama sekali tak mengerti tani pun bisa dirasakannya.
Sudah menjadi rahasia umum pengalaman diatas pasti pernah di alami oleh para petani, apapun komoditasnya. Sudah hampir satu tahun bertani secara alami sudah saya jalani, lupakan untuk sementara kendala pemasaran, sulitnya transportasi, infrastruktur tidak memadai, repotnya membuat bokhasi dan melesetnya estimasi hasil (harga pasar, bukan hasil produksi/panen) ke tingkat yang paling rendah, bahkan terjun bebas dan hampir gagal total. Ya, keberkahan dan ketenangan bertani alami (organik) mengalahkan segalanya, predikat pahlawan negara bagi petani yang selalu diucapkan kaum birokrat  pun akan berbalik menjadi predikat pembunuh jika pestisida kimia sintetis masih kita gunakan.
Adalah Organox, Bio Extrem dan Hormak. Tiga produk murni alami inilah yang banyak menjadi inspirasi saya dalam bertani secara alami, tak terkecuali Formulator-nya. jalan panjang bertani alami seakan menjadi ringan dengan adanya tiga formula ini, selain karena kwalitas mumpuni, beliau (formulator-nya) juga membimbing saya dengan tulus ikhlas cara aplikasinya dari awal sampai akhir, sungguh saya tidak menyangka orang super sibuk seperti beliau bisa melayani sms-sms saya yang notabene bisa disebut sebagai petani (pemula) kelas teri, ia benar-benar The True Enterpreneur di mata saya, “kasihi yang dibumi, pasti yang dilangit mengasihimu, dengan amanah pasti hadir indahnya hidayah, dengan hati niscaya diperhatikan!”, begitu beliau berujar jika kami sedang membahas “konsep berbagi” di sela kesibukan kita masing-masing.
Prinsip kuat bertani alami (natural/organic farming system) memang sudah saatnya kita tanam dalam jiwa, sudah cukup kenyang kita mengkonsumsi sayuran dan hasil pertanian “beracun”, sore hari aplikasi pestisida kimia, pagi harinya dipanen, selanjutnya dipasarkan, dibeli dan dimasak, untuk kemudian silahkan cari sendiri di tulisan-tulisan ilmiah tentang dampak produk pertanian beresidu pupuk/pestisida kimia, sangat berbahaya sekali buat tubuh kita terutama buat otak anak-anak yang sedang tumbuh kembang.
Perlu hati dan idealisme tinggi jika kita masuk dalam dunia pertanian organik. Dipermulaan, rupiah pun kadang harus dikesampingkan karena pertanian pure (murni) organik kebanyakan yang datang diawal justru non-rupiah (itu terjadi pada saya, saya tak tahu para petani lain, entah sama atau tidak). Beliau selalu mewanti-wanti saya jika sudah masuk ranah materi dan berkata, “kadang orang lupa penghasilan sering diartikan hanya dengan materi saja, hidup ini tidak cukup hanya sekedar hidup, tapi harus dihidup-hidupkan, agar arti hidup terjabarkan sebagaimana mestinya hidup, jadilah pelopor agar terkenang sekalipun hayat tak lagi dikandung badan”.
Di akhir muncul pertanyaan, terlalu utopiskah mengorganik-kan sistem pertanian Indonesia? Bahkan dalam skala kecilnya mengorganik-kan sistem pertanian sebuah Desa? Beringin besar rindang berawal dari benih yang kecil, tapi dikatakan sempurna jika beringin tersebut juga telah menebar benih-benih kecilnya, rasanya tidak mustahil tentang apa yang diimpikan kita semua tentang betapa menakjubkannya dunia akan mudah terwujud jika sitem pertanian kita dijalankan dengan adil, adil dalam arti luas.
Tuhan tidak mencatat perbuatan jahat yang baru diniatkan dan lalu belum dikerjakan, tapi Tuhan akan mencatat sebagai suatu amal kebajikan jika suatu kebaikan telah kita niatkan tapi belum terealisasikan, setidaknya kita sedang dan telah berproses. Let’s share!...
|
This entry was posted on 05.02 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: